Keterbatasan Alkes di Rumah Sakit Garut, Pasien Asal Cibalong Terombang-Ambing Tanpa Penanganan Intensif

Screenshot

💔 Minimnya alat kesehatan di RSUD wilayah selatan Garut memaksa pasien paru asal Cibalong bolak-balik rujukan tanpa kepastian perawatan. Warga minta perhatian serius dari pemerintah untuk pemerataan fasilitas kesehatan.

Narasi:
PUBLISISTIKNEWS.id GARUT – Keterbatasan fasilitas alat kesehatan (Alkes) di rumah sakit wilayah selatan Garut kembali memunculkan keprihatinan masyarakat. Seorang warga Desa Maroko, Kecamatan Cibalong, yang didiagnosa menderita penyakit paru, harus bolak-balik dirujuk dari RSUD Pameungpeuk ke RSUD dr. Slamet Garut, namun hingga kini belum mendapatkan penanganan medis secara intensif.

Kasus ini bermula pada 1 Oktober 2025, ketika pasien dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut setelah fasilitas di RSUD Pameungpeuk dinilai tidak memadai. Namun, hasil pemeriksaan di RS dr. Slamet pun menyatakan hal serupa — bahwa alat medis untuk menangani penyakit paru pasien tersebut belum tersedia. Pihak rumah sakit kemudian menyarankan pasien untuk kembali datang pada 30 Oktober mendatang.

Sayangnya, kondisi pasien kian memburuk. Pada 15 Oktober 2025, pasien mengalami pembengkakan di bagian paru-paru hingga akhirnya kembali dilarikan ke RSUD Pameungpeuk pukul 22.00 WIB. Keluarga sadar bahwa fasilitas di sana belum memadai, namun kondisi pasien yang memburuk membuat mereka tak punya pilihan lain.

Kejadian ini menyoroti betapa seriusnya keterbatasan alat medis dan tenaga dokter spesialis di wilayah selatan Garut. Situasi tersebut dinilai sangat merugikan masyarakat, terutama bagi warga di daerah terpencil yang harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan perawatan yang layak.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat segera turun tangan memperbaiki kondisi layanan kesehatan di wilayah selatan Garut, agar kasus serupa tidak kembali terjadi.


🚑 Keterbatasan alat medis di rumah sakit wilayah selatan Garut membuat pasien asal Cibalong terpaksa bolak-balik rujukan tanpa penanganan maksimal. Warga harap pemerintah segera ambil langkah nyata untuk pemerataan fasilitas kesehatan.



Judul Alternatif 2:
Pasien Paru Asal Cibalong Bolak-Balik Rujukan, Rumah Sakit Akui Fasilitas Medis Terbatas

Narasi:
GARUT – Ironi pelayanan kesehatan kembali dirasakan masyarakat di wilayah selatan Garut. Seorang pasien asal Desa Maroko, Kecamatan Cibalong, yang menderita penyakit paru-paru, harus menjalani perjalanan panjang antara Cibalong – Garut – Pameungpeuk lantaran dua rumah sakit rujukan mengaku tidak memiliki alat medis yang memadai.

Kisah ini bermula sejak 1 Oktober 2025, ketika pasien pertama kali dirujuk dari RSUD Pameungpeuk ke RS dr. Slamet Garut. Namun, setelah pemeriksaan, pihak rumah sakit menyatakan belum tersedia alat yang dibutuhkan untuk penanganan medis intensif. Pasien pun hanya disarankan untuk kembali pada 30 Oktober 2025.

Kini, kondisi pasien makin memburuk. Pada 15 Oktober 2025, keluarga kembali membawa pasien ke RSUD Pameungpeuk karena mengalami pembengkakan di paru-paru. Dengan penuh keprihatinan, keluarga mengaku hanya berharap pasien bisa segera ditangani meski sadar alat medis di rumah sakit tersebut masih terbatas.

Situasi ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah hingga pusat untuk segera memperhatikan pemerataan sarana dan tenaga kesehatan, khususnya di wilayah selatan Garut. Tanpa langkah cepat, kondisi serupa akan terus menyulitkan masyarakat yang tengah berjuang untuk sembuh.

Dian Nugraha (KOMENG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *